1. Sejarah
Kesultanan Samabliung (yang dulunya merupakan kerajaan tanjung) adalah hasil perpecahan dari kesultanan Berau, yang mana Berau terpecah menjai dua bagian yaitu kerajaan Sambaliung dan Gunung tabur pada tahun 1810-an. Sultan Sambaliung pertama adalah sultan Alimuddin yang kita kenal dengan nama Raja Alam. Raja Alam merupakan keturunan dari Baddit Dipattung atau yang kita kenal dengan nama Aji Suryanata Kesuma yang merupakan raja Berau pertama. Sampai generasinya yang kesembilan Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua orang anak dari ibu yang berbeda. Yang satu bernama Pangeran Tua dan yang satunya bernama Pangeran Dipati.
Semasa Raja Alam masi menjabat beliau di kenal sebagi sultan yang sangat gigi dalam menghadapi kolonialisme Belanda. pada bulan september 1834 beliau memimpin pasukanya untuk bertempur untuk bertempur melawan pasukan Belanda di laut dekat Batu Putih. Pihak belanda menuduh Raja Alam bersekongkol dengan pelaut bugis dan sulu dari Mindanao selatan yang menyebabkan perairan selat Makassar tidak aman. Hal ini membuat iya ditawan dan di asingkan ke Makassar. Selama pengasinganya tahta kekuasan kerajaan Tanjung(Batu Putih) oleh Belanda di serahkan kepada Sultan Gunung Tabur, yang bertindak sebagai pelaksananya ialah Pangeran Muda dari Kutai, yaitu keluarga dari istri Raja Alam. Pada tanggal 15 september 1836 Raja Alam dapat kembali ke Berau setelah permintaan Aji Kuning Gunung Tabur di kabulkan oleh pemerintah Belanda.
Fakta sejarah yang membuktikan adanya kesultanan ini adalah istana sambaliung yang terletak di tepi sungai kelay, Kecamatan Sambaliung, Propinsi Kalimantan Timur. Isatana ini telah menjadi museum yang merupakan salah satu objek wisata yang menarik di Kalimantan Timur. Museum ini menyimpan jejak-jejak sejarah peninggalan kesultanan Sambaliung. yang menarik di Museum ini adalah berupa dua tiang kayu ulin
berukir aksara asli suku bugis yang letaknya berada di halaman depan museum. Koleksi ini di percaya salah satu peninggalan dari pengikut suku bugis wajo. Aksara yang tertulis dalam tiang tersebut merupakan aturan-aturan jika ingin melintasi keraton.
2. Periode Pemerintahan
Kekuasan Kesultanan Samabaliung berdiri sejak tahun 1830 hingga tahun 1960. yang berarti Kesultanan ini perna berjaya selama satu setenga abad. pada tahun 1960, bersama dengan Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Sambaliung dihapuskan melalui keputusan parlemen indonesia. Setelah itu Kesultanan Sambaliung beruabah menjadi Kecamatan Sambaliung. Sistem dan tata pemerintahan pun tak lagi berdasarkan Kesultanan, tetapi sudah berali kesistem pemerintah Republik Indonesia pada umunya.