Meskipun menuai komentar beragam
dari para penontonnya,The Amazing Spider-Man 2(2014) tetap
tampil solid sebagai film pembuka musim panas Hollywood tahun ini. Selain
menampilkan kisah cinta yang manis antara Peter
Parker(Andrew Garfield) dan Gwen
Stacy(Emma Stone), “The Amazing Spider-Man 2” juga menampilkan
adegan aksi yang lebih besar dari film pertamanya, serta lebih banyak sosok
penjahat. Ingin tahu kisah unik apa saja yang ada di balik pembuatan film
superhero ini? Berikut adalah sepuluh trivia film “The Amazing Spider-Man 2”
1.New York
Spider Man adalah ikon yang sangat identik dengan kota New York. Untuk membawa nuansa kota ini
ke dalam filmnya, sang sutradara, Marc Webb, sengaja membuat New York menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari “The Amazing Spider-Man 2”. Hebatnya, “The
Amazing Spider-Man 2” adalah satu-satunya film dari seluruh franchise
Spider-Man yang syuting sepenuhnya di kota New York.
Selain syuting di dan
Rochester, “The Amazing Spider-Man 2” juga disyuting di Brooklyn dan Long
Island–di mana film ini membangun set Times Square berskala besar yang dibuat
di sebuah lapangan parkir. Untuk membuat menara Oscorp, kru film ini
menggunakan Hearst Building. Selain lokasi-lokasi ini, kru filmnya juga syuting
di Lincoln Center, Bensonhurst, Flatiron District, Union Square, Park Avenue,
Chelsea,DUMBO,
Financial District, Throgs Neck, East River Park, Windsor Terrace, sampai
Chinatown.
2.Menyewa Komedian
Salah satu perbedaan terbesar antara
Spider-Man baru dan lama adalah nuansa komedi yang lebih kental dalam versi
Spider-Man milik Andrew Garfield
Untuk menyalurkan selera humor Spider-Man yang khas dalam “The Amazing
Spider-Man 2”, timnya menyewa seorang konsultan untuk mengembangkan gaya
bercanda Peter Parker dari segi fisik, sehingga tindakan dan celotehnya menyatu
dengan pas, dan tidak hanya jadi aksi konyol semata.
Dari segi verbal, Spider-Man juga
dipersenjatai dengan komentar-komentar kocak yang dilontarkannya dengan spontan
saat bertemu para penjahat di kota New York. Tetapi, dialog-dialog lucu ini
tidak hadir tanpa persiapan matang. Sebelum lelucon Spider-Man akhirnya tampil
di layar lebar, sejumlah komedian pecinta Spider-Man dan film-film superhero
dikumpulkan untuk menghasilkan kalimat-kalimat jenaka yang nantinya akan
diutarakan oleh Andrew Garfield.
“Kami melakukan sesuatu yang terkadang dilakukan film komedi besar, yaitu kami
mengadakan pertemuan bersama para komedian dan kami hanya perlu membuat mereka
mengeluarkan lelucon-lelucon,” kata Webb dalam wawancaranya dengan ScreenCrave.
“Kami akan mencoba lelucon ini dengan Andrew dan melihat mana yang bisa
dipakai. Jadi di awal prosesnya kami mengumpulkan beberapa komedian terbaik …
Anda tidak boleh tahu siapa saja orang-orang ini, tetapi mereka adalah komedian
hebat dan brilian–dan banyak dari mereka adalah penggemar komik–dan mereka
membantu kami untuk mengumpulkan gurauan dan lelucon pendek, serta ejekan yang
semuanya merupakan bagian dari dunia Spider-Man.”
3. Syuting Gerilya
Ketika penonton menyaksikan adegan
perkelahian Electro Jamie Foxx
melawan Spider-Man di
tentu banyak yang mengira bahwa adegan ini sebagian besar dilakukan di layar
hijau yang kemudian ditambahkan dengan efek CGI. Tetapi, Webb yang punya latar
belakang membuat film independen dan video musik ternyata lebih memilih
kombinasi syuting di lokasi besar yang menghadirkan Times Square tiruan dalam
skala besar, ditambah syuting diam-diam di lokasi aslinya tanpa melibatkan
banyak kru.
“Kami syuting dua atau tiga malam di Times Square. Dan dalam film seharga 200
juta dolar ini, kami datang berlari dari dalam sebuah van, dengan gaya gerilya,
bersama Jamie Foxx dan membawa-bawa lalu
syuting di antara orang-orang. Rasanya seperti kembali ke zaman dulu saat
membuat musik. Tetapi,
kemudian kami membuat versi besar dari Times Square di Long dan kami menghabiskan tiga setengah
minggu syuting di stage yang kami bangun ini. Jadi ini adalah gabungan dari
pembuatan film dalam skala yang sangat besar dan juga gaya gerilya,” terang
sang sutradara pada Examiner.
4.Kulit Electro
Untuk menciptakan tampilan Electro yang spesial, tim dari Sony Pictures
Imageworks yang dipimpin oleh sang VFX supervisor,Chen, mendapat inspirasi dari
gambar sebuah tengkorak yang di baliknya dipasangi senter. “Marc selalu
berkata, ‘Ia [Electro] perlu berpendar.’ Atas petunjuk Marc, kami mulai mencari
gambar-gambar fenomena elektrik. Hampir tanpa sengaja, kami menemukan gambar
sebuah tengkorak yang dipasangi dengan senter—ada pendaran yang muncul dari
dalamnya. Dan di situlah kami kemudian mulai mengeksplorasi—listriknya tidak
hanya ada di permukaan kulitnya, tetapi ada dalam dirinya—listrik menjadi
darahnya. Ia adalah entitas elektrik, dibungkus dengan daging. Listrik yang ada
dalam kulitnya memancarkan cahayanya ke permukaan kulitnya,” ujar Chen.Untuk menciptakan kulit Electro yang
biru transparan, KNB EFX Group yang dipimpin Greg Nicotero, serta SFX make-up
artist,Berger,
menciptakan lapisan kulit dari silikon yang terdiri dari dua puluh satu bagian.
Keseluruhan bagian ini lalu ditempelkan pada Jamie Foxx serta pemeran
penggantinya setiap kali mereka syuting sebagai Electro.
5. Green Goblin
Untuk berubah dari Harry Osborn
menjadi sangpemeran, Dane DeHaan, harus didandani lebih dari tiga jam setiap kali akan
syuting filmnya. Meski bentuk dari Green Goblin dalam film “The Amazing
Spider-Man 2” dan komiknya punya perbedaan, ada beberapa hal yang dijadikan
rujukan untuk memberi penghormatan pada sosok Green Goblin versi komik.Saya mengenakan beberapa
prostetik telinga dan ujung hidung tetapi yang paling utama adalah koreng dan
luka individual yang kami pilih secara spesifik. Saya juga mengenakan gigi
palsu dan lensa kontak—ia jadi punya senyuman Goblin yang mengancam dan mata
yang besar. Bentuk dari rambut saya merupakan bentuk penghormatan pada tudung
warna ungu yang dikenakan Green Goblin di komik,” kata DeHaan dalam catatan
produksi filmnya.Adegan transformasi Harry Osborn
yang merupakan salah satu adegan paling menyeramkan dalam film ini menurut
DeHaan ternyata sudah sedikit dipotong, karena aslinya, adegan yang ada jauh
lebih gelap. Selain menampilkan pertumbuhan kuku-kukunya yang drastis, tadinya
ada adegan di mana gigi Harry memanjang dan ia kemudian menghancurkannya.
6. Rhino
Walaupun kostumnya dibuat dari CGI,
Sony Pictures Imageworks ingin memastikan bahwa tampilan sebagai Rhino terlihat
natural saat berada di dalam kostum mekanisnya. Karena itu, meski bagian luar
kostumnya terdiri dari 2.295 geometri CG, termasuk 263 bagian-bagian kecil,
saat syuting di luar ruangan, Giamatti sengaja dimasukkan dalam sebuah unit bergerak
setinggi lebih dari 3,5 meter. Selain untuk memastikan bahwa cahaya di wajah
Giamatti terlihat natural, Marc Webb juga ingin agar saat Spider-Man dan Rhino
saling memandang, derajat ketinggian mata keduanya terlihat akurat.
7. Kostum Spider-Man
Meski dalam setiap filmnya Spider-Man selalu mengenakan kostum yang kelihatannya sama, sebenarnya selalu
ada sedikit perubahan dari segi desain. Dalam film pertamanya, “The Amazing
Spider-Man” (2012),mengambil keputusan untuk membuat kostum yang praktis dan masih masuk akal
dibuat oleh Peter Parker yang masih SMA. Dalam sekuelnya, Webb memutuskan untuk
kembali ke akar dan meminta sang desainer kostum, Deborah Lynn Scott, untuk
merujuk rancangan yang ada di komiknya, termasuk, membuatnya terlihat lebih
biru.
“Di film pertama, saya ingin memperlakukan kostumnya dengan sangat
realistis–seakan seperti kita bertanya, ‘Bagaimana kalau yang membuat kostum
ini adalah anak muda?’ Kami menggunakan kain dan desain yang dapat diakses oleh
seorang anak yang tinggal di Queens. Sebagai contoh, matanya–mereka benar-benar
dibuat dari kacamata hitam, karena itulah bahan yang akan dia temukan. Kali
ini, kami ingin merangkul apa yang mereka sudah lakukan di komik–elemen
familiar yang hangat serta ikonis yang kita kenal dari Spider-Man,” kata Webb
dalam catatan produksi filmnya. “Dan lagi-lagi, matanya adalah sebuah bagian
penting–kali ini Anda dapat melihat seberapa besar dan ramah kedua matanya.
Ketika orang-orang berinteraksi dengan kostum tersebut, ada perasaan yang hangat,
aman, sebuah koneksi yang dimiliki oleh orang-orang–dan saya pikir ini ada
hubungannya dengan matanya.
8. Ciuman Spontan
Salah satu hal yang paling disukai penonton dari franchise Spider-Man arahan
Marc Webb adalah penampilan Andrew Garfield dan Emma yang sangat solid sebagai sepasang
kekasih. Dengan dua orang yang sudah sangat nyaman dengan satu sama lain ini,
tak sulit bagi Webb untuk mengarahkan keduanya, dan banyak juga adegan yang
terjadi tanpa direncanakan. Salah satunya adalah adegan ciuman antara Peter
Parker dengan Gwen Stacy di podium saat upacara kelulusan SMA mereka.
“Oh, ciumannya tidak ada di naskah. Saya tidak tahu kalau saya bakal
melakukannya,” kata Garfield dalam wawancaranya dengan Den of Geek. “Saya hanya
berpikir, ‘Aku baru saja melewatkan pidato lulusan terbaik dari pacarku. Bagaimana
aku dapat menebus kesalahan ini padanya?’ Lalu saya berpikir, ‘Aku sudah lulus.
Aku tidak peduli dengan tempat ini, dan persetan dengan semua orang yang hadir.
Jadi aku akan masuk ke sana dan bersenang senang. Dan juga membuat pacarku
malu!
9. Menghargai Waktu
Mungkin tidak banyak yang sadar
bahwa tema utama dari “The Amazing Spider-Man 2” adalah waktu. Tak hanya masuk
dalam dialog, tema ini juga diaplikasikan secara visual dalam berbagai bentuk,
baik dari benda maupun lokasi. Ternyata, cara ini diambil oleh Marc Webb untuk
mempersiapkan Spider-Man untuk menghadapi bagian akhir dari filmnya–sesuatu
yang sudah diketahui oleh para pembaca komiknya–yang tentu saja tidak
terelakkan.
“Kami hadir dengan ide mengenai waktu dan bagaimana menghargai waktu yang kita
punya bersama orang-orang yang kita cintai, dan itulah kenapa adegan pertama
dari filmnya adalah tampilan sebuah jam ketika jarumnya sedang bergerak, dan
kalimat pertama dari filmnya adalah, ‘Aku berharap aku punya lebih banyak
waktu,’” kata Webb pada Latino Review. “Ini adalah eksplorasi yang sangat
disengaja dari motif tersebut, karena berurusan dengan kejadian ini sangat
penting, dan saya tadinya tidak paham kenapa ini penting. Saya paham bahwa ini
adalah sebuah momen provokatif dalam komiknya, tetapi kami berusaha untuk
mencari makna yang kami buat sendiri di dalamnya.
10. Shailene Woodley
Awalnya, ada rencana bahwa “The Amazing Spider-Man 2” akan menampilkan sekilas
karakter Mary Jane Watson yang diperankan oleh Shailene Woodley. Tetapi, dalam
hasil akhirnya, Mary Jane tidak muncul sama sekali. Apa yang membuat Webb
memotong total bagian Woodley dari film?
“Shailene sangat fantastis, tetapi ini adalah sesuatu yang sangat sederhana:
sangat jelas bahwa film ini adalah tentang Peter dan Gwen, dan rasanya salah
untuk memperkenalkan elemen lain yang orang sudah tahu akan punya kemungkinan
yang mengarah pada hubungan romantis. Tetapi ini bukanlah sebuah cinta
segitiga. Ini cuma Peter melihat Mary Jane sekali atau dua kali di rumah
sebelah. Shai hanya ada di sana beberapa hari dan perannya sangat kecil,”
ungkap Webb pada The Daily Beast. “Ia sangat santai dengan hal ini dan
memahaminya, bahkan ia justru semacam menganjurkannya.